BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Islam adalah
agama yang sempurna dan universal, ia berlaku sepanjang waktu, kapanpun dan di
manapun (al-Islâm shâlih li kul zamân wa al-makân), Islam berlaku untuk semua
orang dan untuk seluruh dunia. Dalam agama islam terdapat ajaran-ajaran yang
dapat mengantarkan manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Karena islam
diturunkan bukan hanya sebagai pelengkap hidup manusia saja tetapi juga
mengemban beberapa misi untuk mengantarkan manusia menuju kebahagiaan di dunia
dan ahirat.
Islam adalah
agama samawi ( langit ) yang diturunkan Allah SWT melalui utusan-Nya, Muhammad
SAW. Islam merupakan Agama yang menjadi Rahmat bagi seluruh alam.Namun di jaman
sekarang ini banyak orang-orang yang tidak mengerti akan pengertian, Karakteristik,
dan Misi Islam itu sendiri.sehingga banyak orang-orang yang mengatasnamkan
Islam untuk kepentingan pribadi, kelompok dan partai .bahkan yang paling
ekstrim adalah yang mengatas namakan Islam sebagai kedok untuk melakukan aksi
terorisme, sehingga Islam dianggap sebagai Agama teroris.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Ajaran Islam ?
2.
Bagaimana
Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif ?
3.
Apa
saja misi ajaran Islam ?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Menjelaskan
pengertian Ajaran Islam ?
2.
Menjelaskan
Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif ?
3.
Menjelaskan
Apa saja misi ajaran Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama Islam
Sebelum
kita membahas masalah pengertian agama islam alangkah baiknya kita membahas
pengertian agama dahulu. Harun nasution mendefinisikan agama sebagai
ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui para rasulnya.[1]
Mohammad
daud ali mendefinisikan agama sebagai kepercayaan kepada tuhan yang dinyatakan
dengan mengadakan hubungan dengan dia melaui upacara, penyembahan, permohonan,
dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasar ajaran agama itu. JG.
Frazer agama adalah sesuatu ketundukan atau penyerahan diri kepada kekuatan
yang lebih tinggi dari pada manusia.[2]
Islam
adalah kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan
(kepada kehendak Allah), berasal dari kata salama yang artinya patuh atau
menerima, berakar dari huruf sin, lam, mim, (S-L-M). Kata dasarnya adalah
salima yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercatat. Jadi secara
singkat Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri),
ketaatan dan kepatuhan.
Sedangkan
agama islam menurut istilah adalah agama yang diturunkan allah kepada para rasul- rasulnya dan disempurnakan pada Nabi Muhammad, yang berisi undang-undang
dan metode kehidupan yang mengatur dan mengarahkan begaimana manusia berhubungan
dengan allah, menusia dengan manusia, dengan manusia, dan menusia dan alam
semesta, agar kehidupan manusia terbina dan dapat meraih kesuksesan atau
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[3]
B. Studi
Misi Ajaran Islam Secara Komprehensif
Studi terhadap misi
ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam adalah sangat diperlukan karena
beberapa sebab sebagai berikut :
Pertama, untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam yang
didasarkan kepada alas an yang sifatnya bukan hanya normatif, yakni karena
diperintah oleh Allah, dan bukan pula karena emosional semata-mata. Melainkan
karena didukung oleh argumentasi yang bersifat rasional, kultural dan aktual.
Yaitu argumentasi yang masuk akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat
manusia. Dewasa ini banyak orang yang memeluk agama Islam hanya sekedar
ikut-ikutan, tanpa didasarkan pada argumentasi yang kuat. Keislaman yang
demikian tidak menjadi masalah selama ia hidup dalam komunitas Islam, karena
tidak ada yang mengganggu keyakinannya. Namun ketika ia hidup di Negara yang
komunitas masyarakatnya bukan Islam, yakni masyarakat sekular yang serba
rasional, empiris dan objektif, maka orang yang memiliki paham keislaman yang
ikut-ikutan itu akan dengan mudah dirusak atau dimurtadkan agamanya. Keadaan
ini jelas tidak boleh terjadi.
Kedua, untuk membuktikan kepada umat
manusia bahwa Islam baik secara normatif maupun secara kultural dan rasional
adalah ajaran yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik,
tanpa harus mengganggu keyakinan agama Islam.
Ketiga, untuk menghilangkan citra negative dari sebagian masyarakat terhadap
ajaran Islam. Berdasarkan sumber-sumber yang didapati dari para orientalis
Barat kita menjumpai penilaian dan pernyataan negatif terhadap Islam. Menurut
sebagian mereka bahwa Islam disebarkan dengan pedang, Islam ajaran yang
menurutkan hawa nafsu, ajaran bagi orang-orang yang miskin, terbelakang, kumuh
dan sebagainya. Lebih dari itu citra Islam yang negatif dewasa ini muncul
kembali. Dewasa ini Islam sering dituduh sebagai sarang teroris. Berbagai
tindakan kejahatan seperti pemboman, sabotase, pembajakan pesawat, peperangan
dan sebagainya sering dituduhkan kepada umat Islam. Citra negatif yang demikian
itu harus dihilangkan, karena menyebabkan timbulnya kebencian masyarakat dunia
terhadap Islam, juga menyebabkan orang lain tidak berani menunjukkan identitas
keislamannya di tengah public. Citra negatif Islam yang demikian itu harus
dihilangkan dengan menunjukkan citra Islam sebagai rahmatan lil alamin kepada dunia.
C. Misi Ajaran Islam
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan
untuk menyatakan bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh
alam. Argumentasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pertama, untuk
menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian
islam itu sendiri. Kata islam makna aslinya masuk dalam perdamaian, dan orang
muslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia. Damai
dengan Allah, artinya berserah diri sepenuhnya kepada kehendaknya, dan damai
dengan manusia bukan saja berarti menyingkiri berbuat jahat dan sewenang-wenagn
kepada sesamanya, melainkan pula ia berbuat baik kepada sesamanya. Dua
pernyataan ini dinyatakan dalam Al-qur’an Al-Karim sebagai inti agama Islam
yang sebenarnya. Al-qur’an menyatakan sebagai berikut :
Artinya : “(tidak demikian) bahkan barang siapa yang
menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala
pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedi hati.” (QS. Al-Baqarah, 2:112)
Dengan demikian, dari sejak semula, islam adalah agama
perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah, dan kesatuan atau
persaudaraan umat manusia, menjadi bukti yang nyata bahwa agama Islam selaras
benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama sekalian Nabi
Allah, sebagaimana tersebut diatas , melainkan juga sebagai sesuatu yang secara
tak sadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah. Yang kita saksikan pada
alam semesta, inipun tersirat dalam kata aslama. Arti islam yang luas ini tetap
dipertahankan dalam penggunaan kata itu dalam hukum syara’, karena menurut
hukum syara’ islam mengandung arti dua macam yaitu :
1.
Mengucap kalimah syahadat yaitu
mengatakan bahwa tak ada Tuhan yang pantas disembah selain Allah, dan bahwa
Muhammad itu utusan Allah.
2.
Berserah diri sepenuhnya kepada
kehendak Allah, yakni ini hanya dapat dicapai melalui penyempurnaan rohani.
Jadi orang yang baru saja masuk islam ia disebut muslim, sama halnya seperti
orang yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan melaksanakan segala
perintahnya dengan melakukan hawa nafsunya kepada kehendak Allah.
Kedua, misi ajaran
islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam
menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum,
pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Dan sejak kelahirannya 15 abad yang
lalu islam senantiasa hadir memberikan jawaban terhadap permasalahan diatas.
Islam sebagaimana dikatakan H.A.R. Gibb bukan semata-mata ajaran tentang
keyakinan saja melainkan sebagai sebuah sistem kehidupan yang multi
dimensional. Berkenaan dengan peran islam yang demikian itu, Syaikh Al-Nadwi
dalam bukunya Madza Khasira al-Alam bi Inhithath al-Muslimin ( Kerugian Apa
Yang Diterita Dunia Akibat Kemerosotan Dunia) mengatakan bahwa pada saat Islam
datang ke muka bumi keadaan dunia tak ubahnya seperti baru saja dilanda gempa
yang sangat dahsyat. Disana sini terdapat bangunan yang roboh rata dengan
tanah, tiang yang bergeser, genteng pecah hancur berantakan, harta benda
tertimbun tanah dan jiwa manusia melayang. Demikian pula keadaan masyarakat
baik dari segi social, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan dan sebagainya
dalam keadaan berantakan dan kacau balau. Keadaan dunia yng demikian itu
digambarkan dalam al-Qur’an sebagai berikut :
Dalam keadaan dunia yang demikian itulah Nabi Muhammad
SAW membawa ajaran Islam yang didalamnya bukan hanya mengandung ajaran tentang
aqidah atau hubungan dengan Tuhan saja melainkan juga hubungan dengan sesama
manusia dan alam semesta. H.A.R. GIBB mengatakan Islam bukan hanya berisi
ajaran etika melainkan sebagai sistem kehidupan. [4]
1.
Dalam bidang sosial
Keadaan
masyarakat terbagi-bagi kedalam kelas social atau kasta yang dibedakan
berdasarkan suku bangsa, bahasa, warna kulit, harta benda, jenis kelamin, dll.
Dengan sistem kelas yang demikian maka tidak akan terjadi mobilitas vertical
yang didasarkan pada prestasinya masin-masing. Seseorang yang berasal dari
kelas social yang rendah selama-lamanya berada dalam kelas sosial yang rendah.
Satu dan lainnya tidak boleh melakukan hubungan sosial, pergaulan, perkawinan,
dan sebagainya. Keadaan yang demikian itu mirip dengan keadaan yang mirip
dengan keadaan yang ada di Indonesia sebagaimana dijumpai pada sistem
kesultanan atau kerajaan, kaum ningrat, menak, dan sebagainya.
2.
Dalam bidang ekonomi
Ditandai oleh praktik mendapatkan uang dengan
menghalalkan segala cara separti dengan praktik riba, mengurangi timbangan,
menipu, monopoli, kapitalisme, dan sebagainya. Keadaan yang demikian itu pada
gilirannya membawa mereka yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin. Persaingan yang tidak sehat terjadi diantara mereka. Manusia telah
menjadi budak dari harta benda.
3.
Dalam bidang politik atau
pemerintahan
Pada masa itu ditandai oleh pemerintahan yang
diktator, otoriter, dan tirani. Segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
masyarakat hanya dilakukan oleh pemerintah. Kehendak pemerintah merupakan
keputusan yang harus dilaksanakan tanpa kompromi. Karena demikian besarnya
kekuatan pemerintah maka dengan mudah ia menindas dan memeras rakyat dengan
pajak dan cukai yang diluar batas kemampuannya. Segala pendapat dan usul yang
disampaikan rakyat dianggap sebagai gangguan yang harus diperangi. Lebih dari
itu rakyat yang penuh penderitaan itu dibebani pula dengan kewajiban bela Negara
dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya pemaksaan. Di antara
penguasa yang sedang memerintah pada masa kedatangan Islam adalah Romawi dan
Persia.
4.
Dalam bidang pendidikan
Ditandai oleh keadaan dimana pendidikan atau ilmu
pengetahuan hanya milik kaum elit. Rakyat dibiarkan bodoh sehingga dengan mudah
dapat disesatkan aqidahnya, dan selanjutnya dengan mudah dapat diperbudak.
Keadaan ini tak ubahnya dengan keadaan bangsa Indonesia pada saat penjajahan
belanda.
Pada masa kedatangan Islam dibidang kebudayaan
ditandai oleh keadaan masyarakat yang semata-mata mengikuti hawa nafsu syahwat
dan nafsu duniawi. Mereka gemar melakukan mabuk-mabukan, foya-foya, berzina,
berjudi, dan sebagainya.
Dari sejak kelahirannya Islam sudah memiliki komitmen
dan respon yang tinggi untuk ikut serta terlibat dalam memecahkan berbagai
masalah tersebut diatas. Islam bukan hanya mengurusi social, ibadah, dan
seluk-beluk yang terkait dengannya saja, melainkan juga ikut terlibat
memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah tersebut
dengan penuh bijaksana, adil, demokratis, manusiawi, dan seterusnya. Hal-hal
yang demikian itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.
Misi Islam Dalam bidang sosial
Dalam bidang sosial islam memperkenalkan ajaran yang
bersifat egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan
manusia lain. Satu dan lainnya sama-sama sebagai makhluk Allah SWT. Dengan
segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang yang memiliki kelebihan
dalam bidang tertentu misalnya ia memiliki kekurangan dalam bidang tertentu
lainnya. Orang yang memiliki kekurangan dalam bidang tertentu tapi memiliki
kelebihan dalam bidang lainnya.
Selain itu, ajaran Islam tentang aspek sosial ini
menekankan adanya kesetaraan gender
antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana halnya kaum pria, kaum wanita dalam
Islam memiliki kesamaan kesempatan dan peluang untuk mengaktualisasikan potensi
yang ada dalam dirinya. Ajaran Islam dalam bidang sosial inilah yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW. Yaitu ajaran yang bersifat, eligater, toleransi,
persaudaraan, tolong-menolong, nasehat-menasehati, saling menjaga dan
mengamankan dan seterusnya.
b.
Misi Islam sebagai pembawa rahmat
dalam bidang ekonomi
Misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam
dapat dilihat dari ajaran dalam bidang ekonomi yang bersendikan azas
keseimbangan dan pemerataan. Dalam ajaran Islam seseorang diperbolehkan
memiliki kekayaan tanpa batas, namun dalam jumlah tertentu dalam hartanya itu
terdapat milik orang lain yang harus dikeluarkan dalam bentuk zakat, infak, dan
sedekah. Dengan cara demikian, makin banyak harta kekayaan yang dimiliki
seseorang, semakin banyak pula sumbangan yang harus ia keluarkan. Harta yang
dikeluarkan itu dibagi kepada mereka yang kurang mampu. Dengan cara demikian
kecemburuan kesenjangan sosial yang dapat memicu terjadinya pertentangan dapat
dihindari.
Selain itu misi Islam dalam bidang ekonomi ini dapat
dilihat pula dari perintah berdagang dengan cara yang jujur yaitu pedagang yang
jauh dari kecurangan, penipuan atau tin dakan lainnya yang merugikan konsumen,
dseperti mengurangi timbangan, takaran, dan sebagainya. Lebih lanjut ajaran
Islam sangat melarang keras melakukan praktik Riba atau membungakan uang yang
menguntungkan secara berlipat ganda tanpa memeperhitungkan kemampuan orang yang
meminjamnya.
c.
Misi ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang
politik
Misi ajaran islam rahmatal
lil alamin dalam bidang politik terlihat dari perintah Al-Qur’an agar
seorang pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya,
memperhatikan aspirasi dan kepentingan rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan
kepentingan-kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya, melindungi dan
mengayomi rakyat, memberikan keamanan dan ketentraman kepada masyarakat.
Kepemimpinan dalam Islam adalah merupakan amanah yang harus
dipertanggungjawabkan dengan cara melaksanakan kegiatan yang berguna bagi
rakyat yang dipimpinnya.
d.
Misi Islam rahmatal lil alamin dalam
bidang hukum
Misi rahmatal
lil alamin ajaran Islam dalam bidang hukum-hukum terlihat dari perintah
Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58. Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar
berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara dengan tidak memndang
perbedaan pada orang yang sedang berperkara. Penegakan supremasi hukum sangat
dianjurkan dalam ajaran Islam.
e.
Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang pendidikan
Misi ajaran Islam rahmatal
lil alamin dapat pula dilihat dalam bidang pendidikan . Hal ini terlihat
dalam ajaran Islam yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan
hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam menganjurkan belajar sungguhpun dalam
keadaan perang. Dan menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat, serta melakukannya
sepanjang hayat. Pendidikan dalam Islam adalah untuk semua. Pemerataan dalam
pendidikan adalah merupakan misi ajaran Islam.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, terlihat dengan
jelas bahwa misi ajaran Islam adalah membawa rahmat bagi seluruh umat manusia
dengan cara menata aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan
dan sebagainya. Misi ajaran Islam adalah tegaknya nilai-niali kemanusiaan,
menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.
Ketiga, misi islam
dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan dipraktikkan oleh nabi
Muhammd SAW. Di dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan tegas sebagai berikut :
Artinya : “Dan tiada kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Ambiya, 21:107).
Misi kerahmatan Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya dapat
dilihat dari misi ajaran Islam yang dibawanya sebagaimana telah disebutkan
diatas melainkan juga terlihat dalam mpraktik kehidupan nabi Muhammad yang
dikenal dengan seorang yang sangat sayang kepada umatnya dan kepada manusi pada
umumnya.
Keempat, misi Islam
selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya sebagai sumber nilai dan
pandangan hidup manusia. Dalam hal ini Islam telah memainkan empat peran
sebagai berikut : 1. Sebagai factor kreatif yaitu ajaran agama yang dapat
mendorong manusia melakukan kerja produktif dan kreatif. 2. Factor motivatif,
yaitu bahwa ajaran agama dapat melandasi cita-cita dan amal perbuatan manusia
dalam aspek kehidupannya. 3. Factor sublimatif, yakni ajaran agama yang dapat
meningkatkan dan mengkhuduskan fenomena kegiatan manusia tidak hanya hal
keagamaan saja, tetapi juga bersifat keduniaan. 4. Factor integrative, yaitu ajaran agama yang
dapat dipersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktivitasnya baik secara
individual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kelima, misi ajaran
Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula dilihat dari peran yang dimainkannya
dalam sejarah. bahwa Islam diabad klasik (abad 7-13 M) atau selama lebih kurang
7 abad telah tampil sebagai pengawal sejarah umat manusia menuju kehidupan yang
tertib, aman, damai, sejahtera, maju dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan
dan peradaban.
Keenam, misi ajaran
Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktik hubungan Islam dengan
penganut agama lain sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW. Di Madinah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agama
islam menurut istilah adalah agama yang diturunkan allah kepada para rasul- rasulnya dan disempurnakan pada Nabi Muhammad, yang berisi undang-undang
dan metode kehidupan yang mengatur dan mengarahkan begaimana manusia berhubungan
dengan allah, menusia dengan manusia, dengan manusia, dan menusia dan alam
semesta, agar kehidupan manusia terbina dan dapat meraih kesuksesan atau
kebahagiaan hidup di dunia dan ahirat.
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan
untuk menyatakan bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh
alam.
Pertama, untuk menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat dapat
dilihat dari pengertian islam itu sendiri. Kedua, misi ajaran islam sebagai
pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam menangani berbagai
problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan,
dan sebagainya. Ketiga, misi islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang
dibawa dan dipraktikkan oleh nabi Muhammd SAW. Keempat, misi Islam
selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya sebagai sumber nilai dan pandangan
hidup manusia. Kelima, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula
dilihat dari peran yang dimainkannya dalam sejarah. Keenam, misi ajaran
Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktik hubungan Islam dengan
penganut agama lain sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW. Di Madinah.
B. SARAN
Adapun kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak terdapat
kekurangan dikarenakan kekurangan referensi dari pada pemakalah, oleh karna itu kami mengharapkan kritikan atau saran yang membangun dari pada
pembaca agar makalah kedepannya lebih baik dari pada sekarang.
DAFTAR
PUSTAKA
ü
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011
ü
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI press, 1979
ü
H.M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar,
Jakarta: Golden Trayon Press, 1992
ü
Ajat
sudrajat, dkk,
Din Al- islam
Pendidikan Agama Islam Diperguruan Tinggi Umum, Yogyakarta: UNY press, 2008
[1] Harun Nasution, 1979, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI press, cet. III, hlm. 10
[2] H.M. Arifin, 1992, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Jakarta:
Golden Trayon Press cet. VI, hlm. 5
[3] Ajat sudrajat, dkk, 2008, Din
Al- islam Pendidikan Agama Islam Diperguruan Tinggi Umum, (Yogyakarta: UNY
press, hlm. 34
0 komentar:
Posting Komentar